Sensivitas dalam Kepemimpinan

oleh -1,748 dilihat
oleh
Penulis: Joko Nurkamiden, Anggota Kehormatan HPMBG

Sensivitas kedua dalam kepemimpinan adalah sensivitasmanusiawi.Sensivitasdiranah ini membuat seorang pemimpin tidak hanya mengukur keberhasilan kepemimpinannya dari proses pembangunan dan capaiannya, atau kinerja dan pencapaian tujuan organisasi. Mengkalkulasi capaian statistik ekonomi dan lainnya sebagai standar. Tetapi, sensivitas atas keadaan yang dialami dan dirasakan oleh orang-orang yang Ia pimpin. Sensivitasdiranah ini sangat mendasar, karena kepemimpinan pada akhirnya akan kembali kepada manusia juga atau pada orang-orang yang dipimpinnya.

Membangun jiwa ini tidaklah mudah, namun harus dimiliki. Menyibukkan diri menenal dan merasakan kondisi rill orang-orang yang dipimpin adalah salah satu caranya. Saya tidak tahu, apakah ini yang dinamakan dengan: Blusukan ataupun lebih dari itu. Yang jelas, seorang pemimpin harus banyak mengenal dan merasakan apa yang dirasakan orang-orang yang dipimpinnya. Cara lainnya adalah merenung diri dalam kesendirian. Mengingati kembali diri sendiri tentang esensi dari dirinya dan kepemimpiannya. Insya Allah cara ini membantu kita kembali ke fitrah kepemimpinan kita sebenarnya. Ke tempat karaoke ataupun tradisi hura-hura lainnya cenderung tak membantu kita membangun sensitivitas dalam kepemimpinan.

Sensivitas adalah naluri dalam memimpin. Kehilangan sensivitasberartikehilangan diri dan esensi kepemimpinannya. Semoga kita bisa belajar untuk berbenah. Insya Allah. Walllaha’lambishowab. (jk)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.