Sensivitas dalam Kepemimpinan

oleh -1,747 dilihat
oleh
Penulis: Joko Nurkamiden, Anggota Kehormatan HPMBG

Kita sepertinya mendapati para pemimpin kita kehilangan sesuatu yang sangat imun, sesuatu yang menjaga naluri sosialnya. Pemimpin kita kehilangan “Sensivitas” dalam kepemimpinannya. Sensivitas seperti signal dalam sebuah alat komunikasi. Sesuatu yang membantu seseorang membangun hubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Detektor yang memudahkan seseorang mendapati dan mengenal sesuatu. Pemimpin yang kehilangan Sensivitas-nya, juga akan kehilangan hakikat kepemimpinannya. Ia seperti membangun dunianya sendiri dan menjauh dari dunia orang-orang yang dipimpinnya. Seperti sebuah disorientasi dan penyimpangan dari kepemimpinan yang diharapkan.

Sensitivas dalam kepemimpinan sangat penting, bahkan amat penting. Sebab sensivitas dapat menjadi ibu yang melahirkan beberapa sifat lainnya dalam kepemimpinan, seperti sifat empati dan simpati, sifat peduli dan responsif, sifat adil atas dirinya dan semua orang yang dipimpinnya serta sifat jujur dan tanggungjawab atas tugas dan orang-orang yang dipimpinnya.

Sensivitas dalam kepemimpinan paling tidak dapat kita klasifikasi dalam dua ranah, yaitu sensivitas dalam karya dan sensitivitas pada kehidupan orang-orang yang dipimpinnya. Sensivitas dalam karya, menuntut seorang pemimpin selalu merasa bahwa ia memiliki suatu tugas dan tanggungjawab yang harus ditunaikan. Suatu tujuan yang harus dicapai. Suatu misi yang harus diselesaikan.

Maka dalam konteks ini, ia tak selau berpuas diri dan tidak cepat berbangga dengan setiap capaian dan torehan karya atau prestasi yang diraih. Tak ada bahasa: aku telah melakukan ini dan itu, kita sudah mencapai ini dan itu dan sebagainya. Sensivitas dalam karya, membuat seorang pemimpin akan selalu resah, gelisah jika ada tugas-tugas yang belum tertunaikan, ada program-program yang tak berbuah hasil, ada kebijakan-kebijakan yang tak signifikan. Sensivitas membuat ia terus berbenah, terus belajar memperbaiki diri, serta terus berbuat dan berbuat tanpa berlama-lama menghitung jejak kaki kepahlawanannya.

No More Posts Available.

No more pages to load.